Kamis, 20 Desember 2012

"Senandung Intuisi Wanita V" ('Anjing betinamu, bukan aku..')

Ketika tiba saatnya, tidak ada lagi sisa-sisa kamu di sini.
Dan ketika itu terjadi.., justru kamulah yang akan mati-matian mencari sisa-sisa puing.

Inisial? Dulu bukan hanya inisial yang terpatri di hati, melainkan setiap huruf dari namamu. Tapi siapa yang menghapusnya dengan paksa? Kamu.., Orang yg kini menanyakannya.

Kejam? Siapa yang telah menancapkan belati itu dari balik punggungku?? Hingga katub-katub jantungku pun menjerit. Aku mengiba, namun apa yang kau lakukan..?? Pergi dan berlalu.

Ku pikir kau akan menjadi perisai yang kemudian berperan sebagai tempurung pelindungku, namun nyatanya..justru kaulah yang menancapkan belati itu tepat di balik punggungku.

Lalu apa yang terjadi?? "Tak satupun terlewatkan dari yang terburuk, namun menjadi petaka bagimu.., ketika tikaman belati itu justru telah mengasah iritabilitaku dan merekontruksi bagian jiwa tak berdaya pada diri wanita dungu ini.., hingga menjelma menjadi sebilah 'Pedang' yang siap memenggal kepalamu atau siapa saja yang menyentak egonya".

Dan kau menyesalinya, menyesali setiap kata yang kini terlontar dari ujung lidahku. Kau bilang.. "Kejam"! Ku katakan "tidak sayang..ini tidak kejam, ini adalah sari pati dari tiap dusta dan penghianatan yang telah kau torehkan, pantaslah jika kau menuai apa yang telah kau semai, kau tanamkan bibit wolfsbane dan spurge laurel di dalamnya, maka apa yang kau harapkan dapat tumbuh disana?? Bunga yang cantik.., cantik memang. Tetapi bukankah kandungan alkaloid pseudaconitine dan mezerin di dalamnya cukup mematikan??

Dan kini kau katakan "tidak bahagia" bersama anjing betinamu, lalu kau mengharapkan aku untuk kembali ke dalam perangkapmu?
Bukankah kedua kakimu telah terpasung oleh terkaman dan gonggongan anjing betina-mu itu? Bagaimana bisa kau berkata akan memperjuangkanku kembali sementara anjing betina itu terus menyalak dan menterormu?? dan kau pun gentar.., mematung.., tak berdaya persis seperti mahluk tebusan yang tak berharga.
Saranku.., .sebaiknya kau kebiri saja batang penismu, dan mulai habiskan sisa hidupmu seperti budak.

Aku bukanlah seekor keledai dungu sayang..sebagaimana kau dan anjing betinamu itu menilaiku. Tapi aku adalah seorang wanita. Jika dulu aku begitu dungu, maka kali ini aku begitu kejam.
Apa yang kau harapkan sayang?? sosok indah nan lembut itu kembali??? Sosok itu tetap ada dan akan selalu ada, tetapi mungkin bukan untukmu. Nikmati saja sisa-sisa racun yang kau tinggalkan.., walau tak bisa ku tampik bahwa rasa itu masih mendiami hati, namun jiwa ini telah terasah dengan sangat baik di satu sisinya, hingga ketajamannya tidak perlu kau sangsikan.
Cinta dan Benci, keduanya ada disini.. bersaing mencoba memenangkan hati, tapi kali ini kau tidak sedang bermain sayang.., melainkan berkompetisi dalam perang dingin egoku, seberapa tangguhkah?? Seberapa mampukah??

Wanita ini..
Di pusat hatinya bergumul dua kutub berlawanan..
Bersaing saling menonjolkan diri..
Sedetik terpatri senyum di bibirnya..namun sedetik kemudian tergurat kerut di dahinya.
Pasrah saja dengan hujam amarah..
Masih ingin mencoba berspekulasi dengan ku?? Coba saja, maka akan lebih banyak lagi sayatan pedang yang kau terima.