I drink coffee, and writing like a woman. (Sebagian kecil curahan hati pribadi dan sebagian besar terinspirasi dari curahan hati para wanita di sekeliling saya yang kemudian menjadi sampah paragraf). Dari saya; Si Tempat Sampah
Rabu, 26 Februari 2014
Secangkir Kopi Milik Kita ( Dan berbagai Memori Di Dalamnya)
Hari ini, pukul 15.00 wib aku dan secangkir kopi yang menemani kerinduanku padamu. Andai bisa ku kisahkan padamu Mba', bahwa aku tengah bahagia. Tengah menjajaki awal yang baru dalam hidup, dan telah kutemukan seseorang yang bisa dikatakan sesuai dengan kriteria 'Imam' ku. Ya Mba', I'm getting married soon...
Entah bagaimana reaksimu jika mendengar hal ini, pastinya akan terjadi dialog lucu antar dua wanita setengah 'Gila'.
'Gila', sampai saat ini aku masih selalu berandai-andai. Andaikan Mba Ima masih ada, andaikan kita masih bisa berbagi cerita, andai kita masih bisa menikmati secangkir kopi bersama, andaikan dan andaikan lainnya. Apakah ini bentuk dari ketidak ikhlasan?? Tidak, bukan itu, Tuhan pun mengerti apa maksud dari kenangan-kenangan ini. Bukan untuk meratapi kepergianmu, tetapi sekedar menjadikannya kenangan yang abadi.
Aku bertemu dengannya dicsaat keterpurukanku Mba'. Andaikan kamu melihat kondisiku saat itu, pasti kamupun akan membenciku karna kelemahan dan ketololanku. September 2012 lalu aku boleh kehilanganmu Mba', sempat aku meratapi kepergianmu, ditambah lagi masalah lain yang datang bertubi-tubi terus menghampiriku pasca kepergianmu. Kehilangan sahabat, penghianatan dari orang-orang yang kupercaya, semua terjadi beruntun hingga membuatku setengah hancur dan nyaris kehilangan arah. Namun kemudian Ramadhan 2013, Allah menggantikan semua kesakitan itu dengan berkah yang luar biasa, semua semata-mata karena Allah hingga aku bertemu dengannya, andai sempat kamu mengenalnya mba', aku yakin kepekaanmu pun akan mengatakan "he's the man Feb..." :')
Mungkin sebagian orang akan menganggapku berlebihan karena masih saja terus mengenangmu, bahkan terkadang di tengah kesendirian, tidak jarang aku berpura-pura berdialog denganmu, seolah kita tengah ber 'bbm' ria, atau tengah menikmati secangkir kopi bersama. Lalu ketika malam kian larut, seringkali aku membuka halaman facebookmu, melihat album-album fotomu, dan me'recent' status-status facebook kita dari tahun ke tahun hanya untuk membaca ulang status dan komentar-komentar gila kita di masa lalu. Aku punya cara sendiri untuk mengenangmu Mba', dan sepertinya aku akan selalu melakukannya lagi dan lagi. :)
Berkumpul dengan teman-teman kita tanpa kehadiaramu sungguh tidak biasa bagiku, bahkan hingga detik ini. Sebisa mungkin aku menghindarinya mba'. Mungkin sulit dipahami oleh yang lainnya, tapi itulah yang terjadi. Mungkin tidak sama dirasa oleh yang lain, tapi itulah yang kurasakan. Selalu ada kekosongan, aku selalu menganggapmu bagian dari 'kita', aku masih menganggapmu ada, tapi aku mengerti mba', aku tidak bisa memaksakan yang lain untuk merasakan hal yang sama, maka aku memilih untuk diam dan tidak membahasnya, walau sesekali aku tidak bisa menahan diri untuk menyebut namamu kembali di tengah-tengah percakapan, seolah aku tidak rela jika kamu terlupakan, walau sebenarnya aku tau mba', merekapun tidak mungkin melupakanmu. Demi Allah aku merindukanmu, merindukan kehadiranmu diantara mereka. Tidak akan ada yang bisa mengisi kekosongan yang telah kamu tinggalkan Mba'... "Asellii Lo rese banget Mba!" :')
Melewatkan namamu di daftar seragam yang kusiapkan adalah hal yang tidak mudah. Aku melipatnya satu demi satu kemudian menamainya. Begitu terasa ada yang kurang disana, apalagi kalau bukan namamu.
Lagi-lagi bikin 'mellow' kamu Mba'. But guess what??? Aku bisa melewati itu Mba', karena sekali waktu Vina bilang "Mba' Ima pasti seneng kalau tau Lo mau nikah, pasti lucu nih kalau dia masih ada." Lalu seketika aku tertawa, karena membayangkan bagaimana reaksimu jika ku sampaikan, "Mba' gw mau merried".
Sore ini, aku ditemani secangkir kopi dan kembali membangkitkan kenangan tentang kita, tentang rasa, tentang dinamika persahabatan diantara kita, pasang surutnya, canda tawanya, dan sekali lagi ku katakan.., "izinkan aku untuk selalu tersenyum mengingatmu…"
In the name of Friendship That Will Never Die.
Semoga Allah Mengampuni segala dosa-dosanya, dan melipat gandakan segala kebaikan dan amal ibadahnya. Tenanglah disana sahabatku Charisma Andreysha Ferba, we love you and we miss you.
Langganan:
Postingan (Atom)