Jumat, 28 Januari 2011

"Senandung Intuisi Wanita" (hasrat terdalam dan sampah tentang cinta) part I

-02 Agustus 2010-
Part I:

Pukul 02:30 wib, di saat mentari belum terjaga dalam buaian dini hari, di saat segala gempita masih hening...dengan naluri bercinta sebagai pemikat.
Dini hari dalam kesepian jantung hati..di serambi langit awan menangis,
Bulan bersembunyi karena luka serupa anak perawan adam yang menyulam patahan-patahan hati, yang beberapa waktu lalu sempat terampas dan tercabik-cabik...
Dan kali ini..., ia ingin bicara tentang wanita... dan romansa cinta..
Aku Wanita..., menangis seperti seorang wanita, tersenyum seperti seorang wanita,bertutur layaknya seorang wanita, berpikir layaknya seorang wanita, dan bercinta layaknya seorang wanita...
Cinta membawaku berputar haluan ke arah asa yang keruh.., Jernih berpaling luruh.., kisah picisan itu..kemana perginya???
Kesakitan yang lalu membawaku berphikir tenang dalam toleransi... dan bertahan dengan mengendalikan insting dan iritabilita... karena dunia percintaan-pun layaknya kehidupan pada umumnya yang selalu kusebutkan "seperti belantara dengan usikan liar para pemangsa".

Lihat... betapa langit malam tampak luas dan lengang...
Awan berpecah membentuk gumpalan samar kecil-kecil, kabut malam meredupkan pesona rembulan..., ada awan hitam di sekat-sekatnya.
Aku terus bertanya "Mengapa...?" Esensinya hanya serupa pantulan bayang-bayang pada cermin lusuh, sepertinya ragu untuk menampakkan diri...
Sepeirti inikah gambaran wanita yang tengah tercabik oleh cinta...
dan ini adalah kisah beberapa wanita pada umumnya...

Bungkam dan merajam waktu dengan rindu dan pengharapan, "cinta itu sabar...dan diam lebih baik".
Coba berphikir dan berperan sebagai wanita dengan hati ksatria, tidak hanya bermain dengan ego dan pitam..., tetapi dengan kerendahan hati dan kesabaran. Ini bukan demi kemenangan melainkan untuk bertahan dalam kehormatan.

To be continue..
~Fathima Amisha~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar