Jumat, 28 Januari 2011

"Senandung Intuisi Wanita" (hasrat terdalam dan sampah tentang cinta) part II

-02 Agustus 2010-
Part II:

Bungkam dan merajam waktu dengan rindu dan pengharapan, "cinta itu sabar...dan diam lebih baik".
Coba berphikir dan berperan sebagai wanita dengan hati ksatria, tidak hanya bermain dengan ego dan pitam...tetapi dengan kerendahan hati dan kesabaran, ini bukan demi kemenangan melainkan untuk bertahan dalam kehormatan.

Cinta terlalu rumit...
ada hati dan phikiran...ada raga dan lambung hati,
Ini seperti iklim yang memutar musim, Cinta dan Benci berseling di antara putaran angin, keduanya pasang dan surut.
Lebih dari kebanggaan dan kejayaan ketika mendapatkannya, karena pengorbanan bagai pundi amal yang seharusnya tanpa perhitungan.
Cinta menguras darah dan air mata, dalam waktu-waktu tertentu aku merasa lelah dan seketika aku bangkit kembali.
Cinta adalah tangis dan senyum...
Aku hidup dan mati di dalamnya...bahkan ketika sekian kali aku merasakan sakit..., benci hanya ada dalam hitungan detik, dan tersungkur oleh rasa yang lebih kuat yaitu "Cinta". Dan tiap kali aku merasakan benci...ketika itu pula aku merasakan kekagumanku.
Cinta bukan sebatas pesona melainkan penghargaan dan ketulusan, bukan sekedar menjadi bayang-bayang semu yang rela menunggu dan merendahkan diri memohon belas kasih untuk dicintai, namun cinta adalah perjuangan dengan kesadaran, kesabaran, dan kehormatan.
Buang wajah dungu dan berdirilah dengan kokoh namun tanpa angkuh...
Wanita bukan budak...bukan pula penguasa..., namun ia adalah sumber kebahagian para pengais madu.

Coba tebak...Kenapa aku???
Yahh...Aku hanya butuh diam sesaat...dan sendiri, membiarkan diri hanya diselimuti satu kisah, dan merayu sendu untuk kembali tersenyum. Menikmati cinta pada diri dan mendirikan cinta untuk dinikmati,
Malam yang bersenandung.., menimangku dengan angin sedap malam yang berhembus..
"Sang kabut menunggu Embun pagi...."
Semoga esok mentari tampak begitu menawan dan tak sungkan untuk mengisahkan dongeng-dongeng picisan yang berlatar cinta. Hingga lamunanku tersadar oleh canda yang mengagumkan... dan kerinduan ini terlampiaskan..., agar aku mampu terlelap dalam kehangatan lambung hati.

Malam ini dengan hasrat...,
"Ketika aku memeluk tubuhnya suatu hari nanti..."
Maka pada saat itulah cinta dan kebencian menyatu... hingga aku mengasihinya,
Kebencian...hanya karena aku terlalu mencintainya...
Dan aku menikmatinya...seperti saat ketika aku menikmati wangi tubuhnya.
Diam dan nikmati aku..., karena ini adalah persembahan yang pantas..
Dan ketika kala itu jantungku berdegup tanpa henti...maka ketika itu pula... kita sedang saling menikmati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar